Jumat, 10 Maret 2023

MODERNISASI PENGETAHUAN KREATIVITAS TERHADAP AFEKSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM EKSISTENSI SASTRA CYBER DAN MICROLEARNING DI ERA SOCIETY 5.0

 

Bahasa dalam masyarakat merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk berinteraksi dengan satu sama lain. Bahasa memiliki aturan-aturan sosial yang berlaku bagi masyarakat tertentu. Secara umum, Bahasa inggris memiliki kedudukan dan fungsi yang fundamental sebagai Bahasa asing di Indonesia. Bahasa Inggris adalah Bahasa pengantar dalam Pendidikan nasional maupun internasional. Setiap negara memiliki Bahasa pengantar sendiri. Di Indonesia, Bahasa Indonesia merupakan Bahasa nasional yang menjadi Bahasa pengantar resmi di sekolah maupun di masyarakat. Dengan kata lain, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak kecenderungan menuntut Bahasa selain Bahasa Indonesia di era society 5.0. Indonesia memiliki tiga Bahasa secara umum, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa daerah, dan Bahasa asing. Seringkali ketiga Bahasa ini tumpah tindih, terutama antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dalam perkembangan dunia Pendidikan, Bahasa inggris ternyata dapat meningkatkan pengetahuan siswa Indonesia setelah kurikulum, dan merupakan mata pelajaran yang sangat penting di sekolah dasar, menegah dan atas.

Sastra merupakan sebuah karya yang indah dengan memberikan imajinasi pemikiran secara lisan maupun tulisan. Di era saat ini, karya sastra sulit untuk didapatkan dan diakses oleh banyak orang. Pemikiran dan kreativitas seseorang, memberikan suatu cakupan mengenai sastra di era society 5.0. seiring perkembangan zaman, banyak generasi zaman sekarang telah menghiraukan dan tidak peduli dengan yang namanya karya sastra. Permasalahan ini menjadi suatu dampak negatif terhadap sastra, dengan hal tersebut ini menjadi suatu dorongan untuk kepedulian siswa dalam meningkatkan budaya karya sastra di Indonesia. Kepekaan siswa SMA di pulau Jawa terhadap sastra dan Bahasa Inggris masing kurang dengan banyak asumsi yang disampaikan para siswa tentang karya sastra yang begitu membosankan dan tidak berharga.

Keterampilan Bahasa berdampak besar pada perkembangan siswa dari era 4.0 hingga era society 5.0, yang memengaruhi semua bidang yang berbeda termasuk Pendidikan dan pembelajaran. Perubahan linguistik dan karya sastra di era society 5.0 mengubah cara berpikir siswa yang berilmu sangat rendah dan memungkinkan generasi muda melakukan transisi untuk menjadi cerdas dan bijak dalam perkembangan teknologi yang terkait kebutuhan belajar di era ini. Pentingnya Bahasa dan sastra dalam pengembangan pembelajaran siswa di era revolusi 5.0 adalah terciptanya Pendidikan berbasis teknologi, informasi, industri dan humanis. Dampak revolusi Bahasa dan sastra pada generasi muda menawarkan dimensi pedagogis, kecakapan hidup, kerja sama, berpikir kritis dan kreativitas. Warga negara yang berwawasan global dan progresif memiliki kompetensi media dan Pendidikan moral dan karakter keteladanan. Dengan era 5.0, generasi muda mengembangkan keterampilan Bahasa dan sastra untuk mempersiapkan Pendidikan kompetensi, memahami dan menggunakan loT (Internet of Things) dalam pembelajaran. Bahasa dan sastra mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas masyarakat, terutama sumber daya masyarakat yang masih berkembang. Generasi muda harus bijak mengetahui perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang jauh lebih maju. Menghadapi dan memecahkan berbagai tantangan dan masalah sosial dalam Bahasa dan sastra sangat penting bagi revolusi sastra dan Bahasa. Pengajaran Bahasa dan sastra sangat perlu beradaptasi di era 5.0 saat ini. Karena Bahasa inggris dan sastra adalah salah satu hal terpenting dalam peralihan dari era 4.0 ke era 5.0. pandangan siswa tentang Bahasa dan sastra sangat meresahkan saat ini. Mereka beranggapan bahwa bidang ini sangat sulit dan membosankan untuk dipelajari. Karya sastra tampak antusias dan tertarik untuk meracik karya sastra di mata siswa masa kini. Generasi muda saat ini tidak mengetahui betapa pentingnya karya sastra di masyarakat era 5.0, sebaliknya generasi muda saat ini tidak memberikan gambaran tentang motivasi perkembangan zaman dalam perbaikan Bahasa yaitu Bahasa Inggris, menurut mereka Bahasa ini sangat sulit untuk dipahami. Kedua anggapan tersebut merupakan persoalan permasalahan Indonesia dalam membangkitkan kesadaran Bahasa dan sastra di kalangan generasi muda di era masyarakat 5.0.

Masalah kurangnya minat siswa untuk belajar Bahasa inggris dan sastra disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan seperti sekolah, ukuran kelas, kualitas guru dan kehadiran siswa. Selain itu, banyak siswa yang beranggapan bahwa Bahasa inggris dan karya sastra hanya bidang studi biasa, tanpa disadari bahwa memiliki banyak keunggulan dalam kehidupan profesional dan seni di perusahaan multinasional atau nasional. Hal ini membuktikan bahwa perpaduan antara kemampuan konseptual atau kognitif siswa dan tingkat kemahiran Bahasa inggris dan penciptaan karya tulis seringkali menimbulkan masalah bagi mereka, karena gaya belajar siswa dan metode pembelajaran guru tidak sesuai dengan pembelejaran Bahasa inggris dan mendorong siswa untuk belajar karya sastra dengan mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka untuk perlu dikembangkan. Selain itu, siswa memiliki strategi yang minim dan cepat menyerah ketika mereka harus mengerahkan diri untuk belajar.


    Jumlah rata-rata waktu setiap hari yang dihabiskan pengguna internet berumur 16-64 tahun dengan berbagai jenis media dan perangkat. Waktu dihabiskan pada penggunaan internet 8H 36M dan perubahan tahun ke tahun -3,0% (-16 menit), televisi (siaran dan streaming) 2H 50M dan perubahan tahun ke tahun -0,6% (-1 menit), menggunakan media sosial 3H 17M dan perubahan tahun ke tahun +1,5% (+3 Menit), media pers online dan fisik cetak 1H 47M dan perubahan tahun ke tahun +9,2 (+9 menit), mendengarkan layanan streaming music 1H 40M dan perubahan tahun ke tahun 11,1% (+10 menit), untuk penyiaran radio 0H 37M dan perubahan tahun ke tahun +12,1% (+4 menit), mendengarkan podcast 0H 55M dan perubahan tahun ke tahun +25,0% (+11 Menit) sedangkan waktu yang dihabiskan pada penggunaan games adalah 1H 19M dan perubahan tahun ke tahun +3,9% (+3 menit). Masyarakat di Indonesia sangat banyak menghabiskan waktu luangnya dengan menggunakan internet dan komputer, dan dengan tersebut maka ini menjadi suatu potensi cakupan untuk siswa zaman sekarang agar lebih meningkatkan pengetahuan dengan mengakses media internet dan komputer pada pembelajaran microlearning dan cyber literature.

Tentunya potensi besar untuk menjadi salah satu bangsa yang maju, bernilai dan lebih baik saat ini terletak pada dukungan tenaga-tenaga yang kompeten, kreatif dengan visi kemajuan bangsa yang jelas dan tegas. Seiring berjalannya waktu, dunia modern telah memasuki era globalisasi yang sangat maju berkat kemajuan teknologi informasi. Pengembangan Teknik membutuhkan keseimbangan dengan sumber daya untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dan informasi. Dengan adanya teknologi informasi, peningkatan kualitas Pendidikan dan pengetahuan melalui microlearning dan cyber literature dapat diatasi. Pada awal pandemi, memberikan pembelajaran secara tatap muka yaitu online dan sistem pembelajaran tersebut mempunyai banyak keuntungan di masa pandemi. Hambatannya adalah kita harus melalui masa transisi di zaman sekarang sekalipun banyak para siswa dibekali dengan banyak pengetahuan, kemampuan peserta didik dalam Pendidikan berbeda-beda sehingga menyebabkan pemahaman dan efektivitas peserta jadi berkurang.

Microlearning adalah kegiatan belajar dengan skala yang kecil. Topik pembelajaran yang dilaksanakan menjadi beberapa segmen-segmen kecil dan lebih terfokus dan sistem pembelajaran microlearning membantu lebih mudah menerima, serta memahami informasi yang diberikan. Proses pembelajaran yang diterapkan microlearning memberikan konten belajar yang singkat, padat, jelas,sederhana dan juga sangat memudahkan kepada siswa untuk mengingat materi dan mampu mempraktikannya. microlearning mendukung proses dokumentasi pengetahuan dengan mempengaruhi pola belajar era digital. Beberapa keuntungan bagi peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan pada microlearning di bidang Bahasa dan sastra, sebagai berikut

1.                  Meningkatkan kemampuan

Siswa akan mampu meningkatkan kemampuannya dan mendapatkan pembelajaran atau pelatihan dengan proses pembelajaran yang mengikuti perkembangan zaman.

2.                  Meningkatkan keterampilan saat bekerja

Microlearning memiliki sifat aplikatif yang meningkatkan pembelajaran secara berkontribusi aktif. Hal tersebut menunjukan penguasaan hasil proses pembelajaran dalam hal penguasaan materi, pengetahuan dan keterampilan.

3.                  Lingkungan pembelajaran jadi lebih baik

Keterampilan seorang siswa dalam proses pembelajaran, diperlukan suatu aktivitas dan kegiatan yang lebih menyenangkan seperti games mode pembelajaran. Dengan hal tersebut aktivitas pembelajaran akan lebih menyenangkan dibandingkan pembelajaran lisan atau nasihat saja dan tidak monoton terhadap siswa yang mengikuti proses pembelajaran tersebut.

Pembelajaran ini menyesuaikan kemampuan otak manusia, berorientasi siswa aktif serta menyenangkan bagi siswa. Kehadiran microlearning menghasilkan alternative pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), tidak lepas dari perubahan dan perkembangan teknologi di kehidupan manusia sehari-hari.

 

Dalam hal ini, keterikatan Sastra dan Bahasa bekerja sama dengan microlearning dan cyber literature untuk meningkatkan pengetahuan tentang digitalisasi sastra di masyarakat 5.0. karya sastra dimaksudkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain sebagai komunikasi, biasanya komunikasi terjadi melalui interaksi sosial, aktivitas linguistic dan mekanisme teknis.

Di era society 5.0 saat ini, pemanfaatan teknologi dan multimedia dalam dunia Pendidikan sangatlah penting. Dengan berkembangnya teknologi, muncul inovasi-inovasi baru di segala bidang, termasuk perkembangan sastra. Hal ini menyebabkan berbagai perubahan dalam kehidupan sastra. Kelas sastra menggunakan metode “Tradisional”, yang memungkinkan siswa hanya mempelajari buku cetak dalam jumlah terbatas dan di tempat terbatas, seperti perpustakaan untuk membaca. Dengan berkembangnya cyber literature ini,  menawarkan ruang bagi calon penulis untuk menunjukkan bakatnya. Keberadaan cyber literature ini menghubungkan jaringan komunikasi global tanpa batas baik penulis pemula maupun yang sudah berpengalaman. Perkembangan hal tersebut menawarkan hal-hal positif yang terus dilakukan oleh generasi muda.

Cyber literature adalah kegiatan menulis dengan menggunakan media computer atau internet. Munculnya istilah cyber literature diawali dengan hadirnya komunitas (mailing list) di dunia maya. Milis penyair adalah milis yang menandai tonggak lahirnya cyber literature di Indonesia. Cyberliterature telah berkembang menjadi tiga wajah, yaitu sastra milis, sastra portal, dan sastra blog. Cyberliterature sangat popular dan berkembang di Indonesia, dalam dunia sastra fenomena ini secara tidak langsung adalah digitalisasi sastra yang merupakan inovasi baru di era society 5.0.

Cyber literature mampu membangkitkan preferensi sastrawan di masyarakat, sehingga penulis-penulis baru bermunculan setip hari di berbagai website dan media penulisan. Jumlah pengarang yang banyak menyebabkan banyaknya karya yang beredar di internet. Semakin beragam karya yang ditulis, semakin besar pula kesempatan bagi pembaca untuk menikmati karya tersebut.

Keberadaan aplikasi cyber literature merupakan kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan kegiatan sastra karena kegiatan tersebut bersifat fleksibel dan memberikan peluang kepada pemula untuk menambah pengetahuan dan kemajuan sastra di masa mendatang.

Peran strategis cyber literature dalam peningkatan digitalisasi sastra di era society 5.0 adalah kreativitas seseorang yang mampu memutakhirkan karya-karyanya dalam jangka pendek untuk mendukung produktivitas dan perkembangan sastra dengan cara berpikir yang berbeda dalam presentasi Pendidikan pada wacana kemampuan berpikir dalam karya sastra. Dalam dunia sastra, ia bebas dan berhak untuk mengekspresikan imajinasinya, menafsirkan nilai-nilai estetika dan bebas menyampaikan pesan-pesan moral yang dibawanya, baik ia seorang novelis/penulis terkenal maupun calon novelis/penulis. Hal ini dapat diungkapkan oleh generasi muda Indonesia dengan menerbitkan karya sastra dan menampilkan budaya Indonesia yang berbeda suku, budaya, ras, agama dan banyak pulau, yang memberikan keuntungan bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara Bhineka Tunggal Ika.

Media massa juga berperan penting dalam keberadaan karya sastra terapan. Sebuah produk budaya, ketika tidak dapat dikonsumsi oleh masyarakat atau publik, maka karya sastra tersebut menguap menjadi tidak berarti. Ini merupakan inovasi yang dikembangkan di masyarakat era 5.0 untuk melepaskan imajinasi generasi muda dan menciptakan karya yang layak untuk menghadirkan budaya Indonesia.

Perspektif tentang pembelajaran di kelas memperjelas bahwa siswa belajar paling baik ketika mereka terlibat dalam pembelajaran mereka dan membantu mengembangkan pemahaman konseptual yang kaya. Pandangan tentang pembelaran ini terkait dalam hal perspektif kontruktivis, mengusulkan bahwa siswa secara aktif dan sosial membangun pengetahuan mereka. Tantangan yang dihadapi oleh pendidik adalah bagaimana menciptakan ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran ini. Pendidik akan menyadari kebutuhan untuk mengkonfigurasi ulang ruang kelas sebagai lingkungan yang mencakup proses individu dan sosial yang kompleks untuk keperluan dalam hal mempromosikan pemahaman mengenai Bahasa dan Sastra. Lingkungan belajar yang bersaing, guru perlu mengubah peran penyampaian informasi mereka menjadi perancah efektif yang mendukung siswa dalam mengintegrasikan dan menerapkan ide. Dalam lingkungan belajar tersebut, maka siswa juga memiliki peran baru terhadap Bahasa dan Sastra di era society 5.0 oleh karena itu, target pembangunan yang ingin dicapai dalam peningkatan proses pembelajaran Bahasa dalam microlearning dan afeksi cyber literature adalah

1.      Pendekatan konstruktivis sosial dalam pengajaran Bahasa dan sastra

 

-          Penggunaan teori Vygotsky adalah teori konstruktivis sosial. Proses pengajaran menciptakan kesempatan bagi siswa untuk belajar bersama guru dan teman sebaya untuk membangun pengetahuan dan pemahaman. Guru adalah fasilitator, bukan pemimpin. Pendekatan konstruktivis sosial menekankan partisipasi dalam pengembangan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang Bahasa dan Sastra.

-          Situated cognition adalah gagasan bahwa pikiran terletak dalam konteks sosial dan fisik, bukan dalam pikiran individu. Kegiatan ini penting untuk memperkenalkan pengajaran Bahasa inggris dan menciptakan sebuah karya sastra pada siswa melalui microlearning dan cyberliterature, berbagai pemikiran dan gagasan dengan menyalurkan ide-ide kreatif tentang pentingnya sastra dan bahasa inggris di era society 5.0.

2.      Guru dan teman sebaya sama-sama sebagai fasilitator pembelajaran siswa.

-          Dalam hal ini menjelaskan bagaimana guru dan teman sebaya dapat bekerja sama untuk meningkatkan pembelajaran siswa dalam Bahasa inggris dan Karya sastra.

-          Scaffolding (sistem dukungan), Teknik untuk memberikan tingkat dukungan yang berbeda selama sesi dengan individu yang lebih berpengalaman. Seorang guru yang mempunyai pengetahuan dalam bidang Bahasa dan sastra memberikan bimbingan dan pengajaran kepada siswa tersebut agar sesuai dengan prestasi dan kemampuan yang dimilikinya.

-          Sesi pembelajaran kognitif pemula, ahli Bahasa dan sastra untuk meningkatkan dan mendukung pemahaman dan penerapan keterampilan bagi siswa (Pemula). Contohnya adalah melibatkan siswa tersebut untuk mengikuti berbagai kegiatan di bidang Bahasa dan sastra dengan memberikan waktu bagi mereka untuk sesi tanya jawab, membuat pidato Bahasa inggris, menciptakan puisi dengan memperkenalkan budaya Indonesia pada pengetahuan Bahasa dan sastra.

-          Tutorial, meliputi fase pembelajaran kognitif antara pakar dan pemula. Pelajaran dapat terjadi antara orang dewasa dan anak yang lebih cakap dan anak yang kurang berpendidikan. Tutorial individu sangat efektif dengan adanya asisten kelas, relawan, dan mentor dapat bertindak sebagai tutor untuk mendukung pembelajaran Bahasa dan Sastra di kelas. Membaca pemulihan dan sukes untuk semua adalah contoh program instruksional yang sangat efekstif. Dalam banyak kasus, siswa-siswa mendapatkan lebih banyak manfaat dari tutorial pembelajaran Bahasa dan Karya Sastra, contohnya adalah bagaimana seorang siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan imajinasinya dengan membuat sebuah drama, serta menguasai Bahasa inggris secara benar sesuai tata Bahasa inggris. Kegiatan tersebut dapat diterapkan untuk menjadikan siswa menyukai Bahasa inggris dan Karya sastra di era society 5.0. Sukses sebagai guru menghasilkan pendidik bagi generasi muda yang bisa berkarya di masa depan.

-          Pembelajaran kooperatif, hal ini terjadi ketika siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling membantu belajar. Sistem pembelajaran kolaboratif ini merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan Bahasa inggris dan sastra bagi siswa di era society 5.0. Tujuan ini merupakan kelompok dan tanggung jawab individual yang telah ditentukan dalam peningkatan suatu potensi dalam diri siswa tersebut. Pembelajaran ini seringkali juga meningkatkan motivasi intrinsik, mendorong saling ketergantungan siswa, dan mendorong pemahaman yang mendalam. Pendekatan pembelajaran kolaboratif meliputi STAD (Student-Teams-Achievment Divisions), pembelajaran kooperatif dan studi kelompok. Hal ini didukung oleh banyak kelompok dari berbagai kemampuan, etnis, status sosial ekonmi, dan jenis kelamin. Kegiatan ini menciptakan komunitas kooperatif yang melibatkan pengembangan saling ketergantungan positif di semua siswa.

3.      Menyusun tugas kelompok kecil : membuat keputusan yang efektif saat menyusun tugas kelompol kecil.

-          Membentuk kelompok, dua strategi pembentukan kelompok kecil adalah partisipasi anak dengan kemampuan heterogen dan keanggotaan kelompok yang mencerminkan heterogenitas etnis, sosial ekonomi dan gender.

-          Keterampilan struktural, membangun tim, kerja kelompok juga mencakup perhatian pada keterampilan membangun tim. Strategi yang baik adalah menghabiskan beberapa minggu di awal tahun ajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa guna meningkatkan minat, kemampuan, dan prestasi dalam Bahasa inggris dan sastra.

-          Dalam menyusun interaksi kelompok, suatu kelompok pasti dapat bermanfaat bagi siswa jika mereka diberi peran yang berbeda, misalnya pendorong, penjaga gerbang, pengelola tugas, kapten pendiam dan pengawas bahan Bahasa dan Sastra. ini meningkatkan interaksi kelompok melalui pertukaran ide. Dengan membahas Bahasa dan Sastra di era society 5.0, siswa dapat meningkatkan pemikiran dan minat mereka terhadap Bahasa dan Sastra saat ini.

4.      Program konstruktivis sosial : menjelaskan tiga program konstruktivis sosial

-          Fostering a community of leaners

Menekankan penggunaan konseling computer online oleh guru, siswa dan lainnya

-          School for thought

Menggabungkan kegiatan dari tiga program : (1) the jasper project, (2) fostering a community of leaners, dan (3) computer-supported intentional learning environments. Penelitian mendalam yang komprehensif dan promosi pengembangannya guru membimbing siswa untuk menjadi ahli dalam membangun pengetahuannya.

-          Sekolah yang kolaboratif

Mengatur semua kerjasama antara orangtua dan guru dengan mengontribusikan bimbingan seorang guru dalam bidang Bahasa dan Sastra sebagai sumber bantuan.

Dengan hal tersebut maka, siswa akan mendapatkan benefit serta manfaat dengan kegiatan tersebut pada era society 5.0, antara lain:

1.      Siswa akan mendapatkan pemahaman yang baik tentang sifat dan operasi sistem teknologi dalam bidang Bahasa dan Sastra.

2.      Siswa akan cakap dalam penggunaan teknologi.

3.      Siswa akan memahami isu etis, budaya dan masyarakat tentang hubungan digitalisasi cyber literature dan proses belajar kontrutivis sosial secara efektif pada microlearning.

4.      Siswa dapat mempraktikkan secara langsung penggunaan sistem cyber literature dan microlearning.

5.      Siswa akan mengembangkan sikap positif terhadap penggunaan digitalisasi yang mendukung pembelajaran seumur hidup, kolaborasi, dan produktivitas.

6.      Siswa menggunakan aplikasi cyber literature dan microlearning untuk berkolaborasi dalam membuat model yang ditinggikan oleh teknologi, mempersiapkan publikasi serta menghasilkan pekerjaan kreatif lainnya.

7.      Siswa mendapatkan pengetahuan tentang telekomunikasi untuk berkolaborasi, serta berinteraksi dalam bidang Bahasa inggris, pembuatan karya sastra dengan teman sebaya, para ahli, dan pemirsa lainnya.

8.      Siswa menggunakan berbagai media dan format untuk mengomunikasikan informasi serta ide secara efektif kepada banyak pemirsa.

9.      Siswa menggunakan cyber literature dan microlearning untuk menemukan dan mengevaluasi ilmu untuk dapat diterapkan pada diri peserta.

10.  Siswa menggunakan cyber literature dan microlearning dalam perkembangan strategi untuk menyelesaikan masalah di dunia nyata dengan pemahaman yang baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODERNISASI PENGETAHUAN KREATIVITAS TERHADAP AFEKSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM EKSISTENSI SASTRA CYBER DAN MICROLEARNING DI ERA SOCIETY 5.0

  Bahasa dalam masyarakat merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk berinteraksi dengan satu sama lain. Bahasa memiliki aturan-atu...